Tuesday, 23 December 2008

3 Doa 3 Cinta


*amaran:sila jangan teruskan pembacaan anda jika anda tidak mahu di"spoil"kan ketika menonton filem ini.

Apakah makna dari judul yang disandang sebuah film? Jika diberikan secara tepat dia bisa menjadi tuntunan bagi calon penonton yang menyukai genre tertentu. Asumsikan saja kaum remaja misalnya, biasanya mereka akan suka menonton film yang ceritanya ringan-ringan. Sebut saja kisah cinta yang ringan, atau mungkin komedi romantis yang ringan. Di sisi lain, jika diberikan secara keliru tentu saja akan menjadi jebakan (perangkap).

Begitulah yang terjadi dengan 3 Doa 3 Cinta. Penggunaan judul ini memang sudah cukup tepat ketimbang memakai judul aslinya, yakni Pesantren. Mengapa? Tentu saja jelas sekali alasannya. Andaikata sang penulis dan juga sutradara Nurman Hakim bersikeras menggunakan judul asli pasarnya akan sangat sempit.
Film 3 Doa 3 Cinta ceritanya memang berlatarkan kehidupan di sebuah pesantren. Di sana diungkapkan obsesi tiga orang pemuda, tepatnya remaja usia belasan, kelak jika mereka sudah tidak lagi studi di sana. Ada Huda (Nicholas Saputra), santri yang patuh kepada gurunya. Alih-alih mencari ibu yang lama menelantarkannya, malah bersua dengan Dona Satelit (Dian Sastrowardoyo) biduanita dangdut nan semblohai. Kemudian ada Rian (Yoga Pratama) yang lebih berada. Kado handycam dari ibunya membuatnya berpikir bahwa film adalah masa depannya. Dan terakhir ada Syahid (Yoga Bagus) nan melarat. Faktor kemiskinan ini membuatnya menyimpan dendam kesumat hingga memilih jalan garis keras (sesuai dengan namanya Syahid).
Problem dari ketiga sosok ini diceritakan secara bergantian. Huda misalnya, digambarkan sebagai sosok nan kikuk. Apalagi saat berhadapan dengan perempuan ambisius dan lebih mengenal dunia macam Dona, sampai-sampai Huda harus gelagapan dibuatnya. Rian yang terpana saat menonton layar tancap serta alat untuk proyeksinya (projection utk wayang) pun serupa halnya. Relasinya dengan sang proyeksionis membuatnya kian tertarik dengan gambar hidup. Demikian pula Syahid. Apa yang membuatnya dendam kepada hal-hal yang tidak sejalan menjadi obyek yang unik untuk ditelusuri. Tak hanya sampai di situ, masih banyak lagi problem dari orang-orang di seputar pesantren Al Hakim itu yang menjadi bumbu penyedap rasa film ini.
Ada baiknya memang sebelum menikmati sebuah film untuk membebaskan pikiran dari sekat-sekat yang membelenggu. Salah satunya adalah asumsi bahwa ini film drama religi. Tentu saja ini sangat keliru. Menduetkan kembali pasangan Rangga dan Cinta setidaknya mencoba menghapus asumsi itu. Bahkan Cinta yang menjelma menjadi Dona itu dibuat kampung sekampung-kampungnya. Goyang pinggulnya macam penyanyi organ tunggal yang mencoba mengais rezeki dari penonton. Untuk yang satu ini Dian memang cukup sukses. Elemen lain yang coba dikedepankan adalah hadirnya isu homoseksualitas di dalamnya. Ini bukan sekadar ikut-ikutan lantaran saat ini sedang tren film-film lokal berbau queer. Bukan. Realitas macam ini memang bukan mustahil terjadi saat ini bukan?
3 Doa 3 Cinta mengajak kita menyelami pengalaman batin yang sungguh kaya macam bagaimana rasanya pertemanan yang erat, bagaimana rasanya kehilangan ibunda, bagaimana rasanya kenakalan remaja, bagaimana rasanya menjadi penganut ajaran garis keras, hingga bagaimana rasanya melihat Dian Sastrowardoyo bergoyang dangdut. Tentu saja masih banyak rasa lainnya yang tak sempat disebutkan di sini atau malah tak patut disebutkan lantaran takut mengurangi keasikan saat menonton.Makanya,cukup sekianlah sampai di sini sahaja dahulu.Sampai ketemu lagi...

SRi:Iseng-iseng boleh juga judulnya ditambahi, 3 Doa 3 Cinta Banyak Rasa..hihi

No comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails

QUNChi?

agama (49) al quran (18) arab (21) artis (49) bahasa (32) blog (23) bollywood (17) ceghita dia (38) doa (14) donia (61) drama (31) ekonomi (26) fashion (17) Food (1) Formula One (32) hadith (12) hollywood (42) horor (13) humor (28) indonesia (50) israel (13) JJCM (5) kahwin (31) Ke Luar Jendela (32) komunis (6) malaysia (148) medic (25) mind n soul (149) motivasi (25) motokar (32) movie (82) myself (77) palestin (10) politic (59) proton (20) puisi (48) radio (9) resepi (7) Rothschild (5) sejarah pemikiran (24) student (96) swedish (3) US (39) vampire (6) zodiac (5)