Penggarapan film yang diadaptasi dari novel ini telah menelan biaya hingga Rp 20 milyar. Jumlah tersebut membengkak karena terpengaruh oleh krisis global. Karena itulah Sinemart pictures harus menggelontorkan banyak rupiah.
Menurut humas Sinemart Abdul Azis, film yang disutradarai oleh Chaerul Umam itu belum memiliki perhitungan rinci mengenai biaya. Namun, ia mengatakan kalau film ini adalah film termahal di Indonesia.
“Untuk film ini, kami mengeluarkan Rp16 miliar. Itu belum dihitung rinci. Diperkirakan, biaya yang akan dikeluarkan sekitar Rp20 miliar,” ungkap Azis. Biaya tersebut sudah termasuk kedalam biaya proses audisi dan promosi. Wajar saja, karena sebelum syuting film di Mesir, Sinemart terlebih dahulu menggelar proses audisi berjalan. Kemudian proses syuting di Mesir, dan berbagai biaya lainnya.
Walau mengeluarkan uang banyak, Abdul Aziz mengatakan, Sinemart tetap optimis. Pasalnya film ini sudah jadi pembicaraan masyarakat.
“Film ini diangkat dari karya besar. Film ini juga sangat dinanti masyarakat. Kami sengaja membuat sebuah film yang memang memiliki daya tarik tinggi dari masyarakat,” tambah Azis.
Sumber: film.indonesiaselebriti.com
SRi:Ada yg bisik cerita ni bakal jadi trilogi...
No comments:
Post a Comment